Laman

Tempat Berbagi Informasi, Download Aplikasi, Kumpulan Tutorial, Tanpa batas dan FREE

5.20.2016

Resensi Film MARS (Mimpi Ananda Raih Semesta)



  • Genre : Drama
  • Sutradara : Sahrul Gibran
  • Produksi : Multi Buana Kreasindo
  • Penulis : John De-Rantau
  • Rating : Semua Umur (SU)
  • Durasi : 105 minutes
  • Casts : Kinaryosih, Acha Septriasa, Chelsea Riansy, Jajang C. Noor, Teuku Rifnu Wikana, Egy Fadli, Cholidi Asadil Alam, Ence Bagus, Fuad Idris, Briliana D. Dwinawati.




SINOPSIS:
Film yang menceritakan kisah pilu dari keluarga karakter bernama Tupon (Kinaryosih). Tupon adalah seorang istri dari pria (Teuku Rifnu Wikana) yang bekerja sebagai buruh angkut batu dan ibu dari putrinya yang bernama Sekar Palupi. Tupon dan suaminya, sama-sama berjuang demi kesejahteraan Sekar. Suami-istri ini berusaha agar anak semata wayangnya bisa menempuh bangku pendidikan.
Bercerita tentang perjuangan seorang ibu bernama Tupon dalam membesarkan anak perempuannya, Sekar Palupi, ditengah keterbatasan yang dia miliki, hingga kesuksesan dan impian dapat diraih oleh sang anak. Kisah inspiratif mengenai ibu dan anak ini diwarnai oleh air mata dan kehilangan, namun rintangan demi rintangan tidak dapat menghentikan langkah kaki mereka. Pasrah pada keadaan dan menyerah adalah pilihan terakhir. Berlatar belakang kehidupan keras yang penuh derita di Desa Gunung Kidul, yang terkenal memiliki angka bunuh diri tertinggi di Indonesia, keduanya bertekad mengguratkan jalan cerita berbeda yang berakhir bahagia.
Meski buta huruf, sang Ibu selalu menanamkan arti pentingnya pendidikan pada anak perempuannya sejak masih kecil. Dia ingin nasib anak perempuannya berbeda dan menjadi bintang yang paling terang bersinar di malam hari, mengalahkan cahaya bintang yang lain di sekitarnya. Sang Ibu menyebutnya lintang lantip 'bintang yang cerdas' yang ternyata merupakan planet 'MARS'!!

RESENSI :
Film yang diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Aishworo Ang, menceritakan tentang seorang anak bernama Sekar Palupi anak dari pasangan Supri dan Tupon. Mereka tinggal di Desa Gunung Kidul, dimana pendidikan adalah prestasi yang sulit untuk dibanggakan.
Tupon dan Supri berusaha untuk menyekolahkan Sekar supaya dia menjadi anak yang pintar. Dengan hasil menjual kambing, Tupon membeli baju seragam untuk Sekar sekolah. Tupon mendaftarkan Sekar untuk sekolah di SD Gombang 2. Tupon yang buta huruf kesulitan saat mengisi formulir pendaftaran, lalu guru di sekolah itu menyuruh Tupon untuk pulang dan mengambil KTP untuk membantu pengisian formulir. Tupon bergegas mengayuh sepedanya untuk mengambil KTP dan berkas-berkas lain yang sekiranya bisa membantu. Setelah kembali lagi ke sekolah ternyata diketahui bahwa umur sekar belum genap 7 tahun sehingga sekar tidak bisa mendaftar sekolah. Tupon memohon agar Sekar bisa sekolah disana, tapi peraturan tersebut tidak bisa dirubah dan Sekar harus menunggu selama 2 bulan untuk bisa mendaftar.
Setelah diterima sekolah, Sekar sering bolos sekolah dan bermain di rumah Mbah Atmo karena sering diejek oleh teman-temannya di sekolah. Tupon yang mengetahui hal itu menyuruh Sekar untuk tidak pernah bolos sekolah lagi. Di sekolah Sekar dipanggil oleh guru karena sudah 5 kali bolos sekolah. Saat sedang dimarahi oleh guru, salah satu teman Sekar mendengarnya lalu mengejek Sekar saat di kelas. Sekar yang geram atas ejekan itu mengambil pensil yang ada di meja lalu melukai temannya itu.
Atas kejadian itu Tupon dianggil untuk menghadap kepala sekolah dan diberitahu bahwa Sekar dikeluarkan dari sekolah. Tupon tetap ingin Sekar sekolah lalu mendaftarkan Sekar ke sekolah lain yang jauh dari rumahnya. Supri ayah Sekar meninggal karena tertimpa batu saat bekerja di tambang batu. Setelah itu Tupon berjuang sendirian untuk tetap menyekolahkan Sekar dengan penghasilan dari berjualan tempe keliling.
Setelah sekian lama akhirnya Sekar lulus SMA dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Yogyakarta. Tupon dan Sekar pergi ke Yogyakarta untuk bertemu dengan pamannya Sekar guna meminta bantuan untuk mencarikan tempat tinggal untuk sekar disana. Setelah selesai beristirahat di sebuah masjid, Sekar menemukan sebuah dompet lalu bersama dengan imam masjjid tersebut Sekar dan Tupon pergi untuk mengembalikan dompet tersebut. Ternyata dompet tersebut adalah dompet milik istri dari Ustad Ali, Ustad yang dulu pernah tinggal di Desa Gunung Kidul. Ustad Ali menawarkan agar Sekar tinggal bersama mereka.
Setelah sekian lama akhirnya Sekar lulus kuliah dan menjadi seorang sarjana. Setelah lulus Sekar kembali ke Desa Gunung Kidul untuk bertemu dengan Tupon. Tapi ternyata Tupon sudah meninggal. Sekar mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di Oxford University dan kemudian ia menjadi lulusan terbaik disana.

Kelebihan film MARS :
Film ini sangat baik untuk ditonton bagi para anak-anak, remaja, dan orang tua karena penuh dengan pesan akan perjuangan orang tua untuk membuat hidup anaknya menjadi lebih baik. Cinematography dalam film ini sangat baik dan juga pemilihan lokasi syuting yang bagus.

Kekurangan film MARS:
Terlalu cepatnya perpindahan cerita yang satu ke cerita yang lainnya sehingga dapat mengurangi kenikmatan saat meontonnya.

4 comments: