- Genre : Drama
- Sutradara : Sahrul Gibran
- Produksi : Multi Buana Kreasindo
- Penulis : John De-Rantau
- Rating : Semua Umur (SU)
- Durasi : 105 minutes
- Casts : Kinaryosih, Acha Septriasa, Chelsea Riansy, Jajang C. Noor, Teuku Rifnu Wikana, Egy Fadli, Cholidi Asadil Alam, Ence Bagus, Fuad Idris, Briliana D. Dwinawati.
SINOPSIS:
Film yang menceritakan kisah pilu dari keluarga karakter bernama Tupon (Kinaryosih). Tupon adalah seorang istri dari pria (Teuku Rifnu Wikana) yang bekerja sebagai buruh angkut batu dan ibu dari putrinya yang bernama Sekar Palupi. Tupon dan suaminya, sama-sama berjuang demi kesejahteraan Sekar. Suami-istri ini berusaha agar anak semata wayangnya bisa menempuh bangku pendidikan.
Film yang menceritakan kisah pilu dari keluarga karakter bernama Tupon (Kinaryosih). Tupon adalah seorang istri dari pria (Teuku Rifnu Wikana) yang bekerja sebagai buruh angkut batu dan ibu dari putrinya yang bernama Sekar Palupi. Tupon dan suaminya, sama-sama berjuang demi kesejahteraan Sekar. Suami-istri ini berusaha agar anak semata wayangnya bisa menempuh bangku pendidikan.
Bercerita
tentang perjuangan seorang ibu bernama Tupon dalam membesarkan anak
perempuannya, Sekar Palupi, ditengah keterbatasan yang dia miliki,
hingga kesuksesan dan impian dapat diraih oleh sang anak. Kisah
inspiratif mengenai ibu dan anak ini diwarnai oleh air mata dan
kehilangan, namun rintangan demi rintangan tidak dapat menghentikan
langkah kaki mereka. Pasrah pada keadaan dan menyerah adalah pilihan
terakhir. Berlatar belakang kehidupan keras yang penuh derita di Desa
Gunung Kidul, yang terkenal memiliki angka bunuh diri tertinggi di
Indonesia, keduanya bertekad mengguratkan jalan cerita berbeda yang
berakhir bahagia.
Meski
buta huruf, sang Ibu selalu menanamkan arti pentingnya pendidikan
pada anak perempuannya sejak masih kecil. Dia ingin nasib anak
perempuannya berbeda dan menjadi bintang yang paling terang bersinar
di malam hari, mengalahkan cahaya bintang yang lain di sekitarnya.
Sang Ibu menyebutnya lintang lantip 'bintang yang cerdas' yang
ternyata merupakan planet 'MARS'!!
RESENSI :
Film
yang diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Aishworo Ang,
menceritakan tentang seorang anak bernama Sekar Palupi anak dari
pasangan Supri dan Tupon. Mereka tinggal di Desa Gunung Kidul, dimana
pendidikan adalah prestasi yang sulit untuk dibanggakan.
Tupon
dan Supri berusaha untuk menyekolahkan Sekar supaya dia menjadi anak
yang pintar. Dengan hasil menjual kambing, Tupon membeli baju seragam
untuk Sekar sekolah. Tupon mendaftarkan Sekar untuk sekolah di SD
Gombang 2. Tupon yang buta huruf kesulitan saat mengisi formulir
pendaftaran, lalu guru di sekolah itu menyuruh Tupon untuk pulang dan
mengambil KTP untuk membantu pengisian formulir. Tupon bergegas
mengayuh sepedanya untuk mengambil KTP dan berkas-berkas lain yang
sekiranya bisa membantu. Setelah kembali lagi ke sekolah ternyata
diketahui bahwa umur sekar belum genap 7 tahun sehingga sekar tidak
bisa mendaftar sekolah. Tupon memohon agar Sekar bisa sekolah disana,
tapi peraturan tersebut tidak bisa dirubah dan Sekar harus menunggu
selama 2 bulan untuk bisa mendaftar.
Setelah
diterima sekolah, Sekar sering bolos sekolah dan bermain di rumah
Mbah Atmo karena sering diejek oleh teman-temannya di sekolah. Tupon
yang mengetahui hal itu menyuruh Sekar untuk tidak pernah bolos
sekolah lagi. Di sekolah Sekar dipanggil oleh guru karena sudah 5
kali bolos sekolah. Saat sedang dimarahi oleh guru, salah satu teman
Sekar mendengarnya lalu mengejek Sekar saat di kelas. Sekar yang
geram atas ejekan itu mengambil pensil yang ada di meja lalu melukai
temannya itu.
Atas
kejadian itu Tupon dianggil untuk menghadap kepala sekolah dan
diberitahu bahwa Sekar dikeluarkan dari sekolah. Tupon tetap ingin
Sekar sekolah lalu mendaftarkan Sekar ke sekolah lain yang jauh dari
rumahnya. Supri ayah Sekar meninggal karena tertimpa batu saat
bekerja di tambang batu. Setelah itu Tupon berjuang sendirian untuk
tetap menyekolahkan Sekar dengan penghasilan dari berjualan tempe
keliling.
Setelah
sekian lama akhirnya Sekar lulus SMA dan mendapatkan beasiswa untuk
kuliah di Yogyakarta. Tupon dan Sekar pergi ke Yogyakarta untuk
bertemu dengan pamannya Sekar guna meminta bantuan untuk mencarikan
tempat tinggal untuk sekar disana. Setelah selesai beristirahat di
sebuah masjid, Sekar menemukan sebuah dompet lalu bersama dengan imam
masjjid tersebut Sekar dan Tupon pergi untuk mengembalikan dompet
tersebut. Ternyata dompet tersebut adalah dompet milik istri dari
Ustad Ali, Ustad yang dulu pernah tinggal di Desa Gunung Kidul. Ustad
Ali menawarkan agar Sekar tinggal bersama mereka.
Setelah
sekian lama akhirnya Sekar lulus kuliah dan menjadi seorang sarjana.
Setelah lulus Sekar kembali ke Desa Gunung Kidul untuk bertemu dengan
Tupon. Tapi ternyata Tupon sudah meninggal. Sekar mendapatkan
beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di Oxford University dan
kemudian ia menjadi lulusan terbaik disana.
Kelebihan film MARS :
Film
ini sangat baik untuk ditonton bagi para anak-anak, remaja, dan orang
tua karena penuh dengan pesan akan perjuangan orang tua untuk membuat
hidup anaknya menjadi lebih baik. Cinematography dalam film ini
sangat baik dan juga pemilihan lokasi syuting yang bagus.
Kekurangan film MARS:
Terlalu
cepatnya perpindahan cerita yang satu ke cerita yang lainnya sehingga
dapat mengurangi kenikmatan saat meontonnya.
bagus infonya..
ReplyDeletemakasih resensinya..
ReplyDeleteThanks...
ReplyDeleteditunggu kunjungan selanjutnya..
nice ingfo gan
ReplyDelete